Rabu, 26 September 2012

TUGAS RANGKAIAN DIGITAL

JAWABAN NO 1
















                                                                                    JAWABAN NO 2


















                                                                                   JAWABAN NO 3
















                                                                                  JAWABAN NO 4


Rabu, 19 September 2012

Pagi yg cerah....
Aku terbangun dari tidur ....
Aku melafalkan doaku dan beraharap hari ini ada keajaiban yg menyenangkan bagiku......
Ternyata.....ku salah......
Haaaaaa......
Kebencian semakin merajalelah didalam hatiku.....
Tapi Aku teringat....
Bahwa dalam Agama mangajarkan untuk mengasihi sesama...
Akhirnya Akupun mengambil kesimpulan agar selalu menerima semua yg Aku dapatkan....
Ya TUHAN tolong bantu hamba dalam menghadapi hidup ini.....
 


 


Selasa, 18 September 2012

TUGAS ALJABAR


PERSAMAAN GARIS LURUS

X  -  3Y   = -3
X  - 3(0) = -3
X  -  0     =-3
         X    = -3 + 0
         X    = -3

2X  +  Y   = 8
2(-3) + Y = 8
-6  +  Y    = 8
          Y    = 8 + 6
          Y    = 14

3X  +  2Y   = 5
3(-3)  + 2Y = 5
   -9   +  2Y = 5
             2Y  = 5 + 9
             2Y  = 14
               Y  = 14/2
               Y  = 7



TUGAS ALJABAR


NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN
Nilai eigen merupakan nilai karakteristik suatu matriks. Secara sederhana, nilai eigen merupakan nilai yang mempresentasikan suatu matriks dalam perkalian dengan suatu vektor, dapat ditulis sebagai:

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Ctextup%7BA%7D%5Cmathbf%7Bx%7D=%5Clambda%20%5Cmathbf%7Bx%7D

di mana A suatu matriks, x merupakan vektor, dan λ merupakan nilai eigen dari matriks A. Nilai eigen matriks A dapat dicari dengan

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Ctextup%7BA%7D%5Cmathbf%7Bx%7D-%5Clambda%20%5Cmathbf%7Bx%7D=0

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%28%5Ctextup%7BA%7D-%5Clambda%29%5Cmathbf%7Bx%7D=0

          Misalkan diberikan A metriks 3x3 dan vektor x


maka (A-λ)x = 0 dapat ditulis


Untuk mencari nilai λ yang sesuai, terlebih dahulu dihitung determinan dari (A-λ) dengan metode Sarrus atau ekspansi kofaktor, diperoleh


http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Ctextup%7Bdet%7D%28%5Ctextup%7BA%7D-%5Clambda%29=-%5Clambda%5E3+4%5Clambda%5E2+4%5Clambda-16

polinomial yang didapatkan di atas disebut polinomial karakteristik. Jika dicari dengan pemfaktoran atau dengan
bantuan Matlab, diperoleh -λ3+4λ2+4λ-16 = (λ+2)(-λ+2)(λ-4)
sehingga didapatkan ketiga nilai eigen yaitu λ = 2, λ = -2 dan λ = 4

          Cara spesial untuk memperoleh polinomial karakteristik matriks 2x2 dan 3x3 ialah:
☺ 2x2 -> det(A) - λ.trace(A) + λ2
☺ 3x3 -> det(A) - λ.(M11 + M22 + M33) + λ2.trace(A) - λ3


Vektor Eigen

 Vektor eigen(x) merupakan solusi dari matriks (A-λ) untuk setiap nilai λ yang ada di mana x ≠ 0. Misalkan pada matriks A tadi mempunyai tiga nilai eigen, maka vektor eigennya juga ada tiga. Misalkan untuk λ = 2
 SPL di atas dapat diselesaikan dengan metode Gauss atau Gauss-Jordan. Metode Crammer tak dapat digunakan karena matriks di atas tidak memiliki solusi sejati (determinannya = 0). Jadi kita hanya dapat memperoleh solusi trivialnya dengan menyatakan a, b, dan c misalkan dalam c. Dengan metode Gauss, matriks segitiga atas yang diperoleh setelah melakukan operasi baris elementer (OBE) yaitu:

jika a, b, c kita nyatakan dalam c, diperoleh
-0,4b - 0,4c = 0
-10a + 21b - 9c = 0
dari kedua persamaan di atas diperoleh b = -c dan a = -3c. Jadi vektor eigen untuk λ = 2 ialah

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cmathbf%7Bx%7D_1=%20%5Cbegin%7Bpmatrix%7D%20-3c%5C%5C%20-c%5C%5C%20c%20%5Cend%7Bpmatrix%7D=%20%5Cbegin%7Bpmatrix%7D%20-3%5C%5C%20-1%5C%5C%201%20%5Cend%7Bpmatrix%7D

untuk λ = -2, jika dicari diperoleh

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cmathbf%7Bx%7D_2=%20%5Cbegin%7Bpmatrix%7D%20%5Cfrac%7B1%7D%7B4%7Dc%5C%5C%20%5Cfrac%7B1%7D%7B2%7Dc%5C%5C%20c%20%5Cend%7Bpmatrix%7D=%20%5Cbegin%7Bpmatrix%7D%201%5C%5C%202%5C%5C%204%20%5Cend%7Bpmatrix%7D

dan untuk λ = 4

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cmathbf%7Bx%7D_3=%20%5Cbegin%7Bpmatrix%7D%20c%5C%5C%20c%5C%5C%20c%20%5Cend%7Bpmatrix%7D=%20%5Cbegin%7Bpmatrix%7D%201%5C%5C%201%5C%5C%201%20%5Cend%7Bpmatrix%7D

Lampiran:
1. script Matlab untuk mencari polinomial karakteristik dan nilai eigen
% Polinomial Karakteristik dan Nilai Eigen
clc;
clear all;
A=input('Mariks A = ');
clc;
disp('Matriks A =');
disp(A);
dA=det(A);
[ba,ka]=size(A);
syms L;
for j=1:ka
for i=1:ba
C=A-L*eye(ba);
end
end
disp(C);
disp('polinomial karakteristik matriks A=');
disp(det(C));
disp('nilai eigen matriks A=');
disp(eig(A));
TRANSFORMASI LINEAR
Misal V dan W merupakan ruang vektor, maka fungsi T yang memetakan  setiap vektor di V (V disebut domain) ke vektor di W (W disebut kodomain), T: V ® W   disebut transformasi linear bila berlaku dua syarat berikut:
1.     dan
2. 
Kedua syarat tersebut diperlihatkan dengan  gambar berikut. Gambar 9-1 menunjukkan syarat penjumlahan dan gambar 9-2 menunjukkan syarat perkalian dengan skalar.
         Gambar 9.1
Gambar 9.2




TUGAS ALJABAR


RUANG VEKTOR REAL
                                                                    
 Suatu ruang vektor adalah suatu himpunan objek yang dapat dijumlahkan satu sama lain dan dikalikan dengan suatu bilangan, yang masing-masing menghasilkan anggota lain dalam himpunan itu.

v Operasi perkalian skalar adalah suatu aturan yang mengasosiasikan setiap skalar k dan setiap objek u pada V dengan suatu objek ku, yang disebut kelipatan skalar dari u oleh k.
Jadi, jika aksioma-aksioma berikut dipenuhi oleh semua objek u, v, w pada V dan semua skalar k dan l, maka V dapat disebut sebagai ruang vektor dan objek-objek pada V sebagai vektor.
Aksioma-Aksioma Sebagai berikut:
(1)         Jika u dan v adalah objek-objek pada V, maka u + v berada pada V.
(2)    u + v = v + u
(3)    u + (v + w) = (u + v) + w
(4)    Terdapat suatu objek 0 di V, disebut vektor nol sehingga 0 + u = u + 0 = u untuk semua V.
(5)   Untuk setiap u di V, terdapat suatu objek -u di V, disebut negatif u, sehingga u + (-u) = (-u) + u = 0
(6)   Jika k adalah sebarang skalar dan u adalah sebarang objek di V, maka ku terdapat di V.
(7)   k(u + v) = ku + kv
(8)   (k + l)u = ku + lu
(9)   k(lu) = (kl)(u)
(10) lu = u
Skalar dapat berupa bilangan real atau bilangan kompleks, tergantung pada aplikasinya.
v Ruang vektor kompleks adalah ruang vektor di mana skalar-skalarnya adalah bilangan kompleks
v Ruang vektor real adalah ruang vektor di mana skalar-skalarnya adalah bilangan real
Contoh 1 :
Rn adalah suatu ruang vektor.
v Himpunan V = Rn dengan operasi-operasi standar penjumlahan dan perkalian skalar yang didefinisikan pada bab ruang dimensi n Euclide,v Tiga kasus khusus paling penting dari Rn adalah
1)      R (bilangan real)
2)      R2 (vektor pada bidang)
3)      R3 (vektor pada ruang berdimensi


Contoh 2 : Ruang Vektor Matrik 2 x 2
Himpunan V dari semua matriks 2 x 2 dengan entri-entri real adalah suatu ruang vektor jika penjumlahan vektor didefinisikan sebagai penjumlahan matriks dan perkalian skalar vektor didefinisikan sebagai perkalian skalar matriks.
 

VEKTOR R2 DAN R3


VEKTOR PADA BIDANG DATAR
Vektor dan Notasinya
Suatu vektor ialah suatu besaran yang mempunyai besar dan arah. Dengan demikian maka dua vektor yang mempunyai besar dan arah yang sama, maka dua vektor tersebut adalah sama, tanpa memandang di mana vektor tersebut berada.
        
Suatu vektor digambarkan dengan suatu anak panah di mana panjangnya anak panah menyatakan besarnya vektor dan arah anak panahmenunjukkan arah dari vektor.


1.                  Vektor pada Bidang Datar R2 (Dimensi Dua)
Di dalam bidang datar (R2) suatu vektor yang titik pangkalnya di A (x1, y1) dan titik ujungnya di B (x2, y2) dapat dituliskan dalam bentuk komponen :
  


Vektor dalam bidang datar juga dapat dinyatakan dalam bentuk :
-          Kombinasi linear vektor satuan i, j ,= xi + yj.
-          Koordinat kartesius, yaitu :   (a1, a2).
-          Koordinat kutub,

A.   Ruang Lingkup Vektor
1. Kesamaan Dua Vektor
                                                 
                                              Dua buah vektor  dan dikatakan sama apabila keduanya
                                          mempunyai besar (panjang) dan arah yang sama.
                                                Diperoleh:  =

2. Vektor Negatif
                                     
                                                Vektor negatif dari  adalah vektor yang besarnya sama dengan
                                          vektor  tetapi arahnya berlawanan dan ditulis -.
                                                Diperoleh:  = -.
3. Vektor Nol
Vektor nol adalah vektor yang besar / panjangnya nol dan arahnya tak tentu. Pada sistem koordinat kartesius vektor nol digambarkan berupa titik. Di ruang dimensi dua vektor nol dilambangkan dengan  = .

4. Vektor Posisi
Vektor posisi adalah vektor yang titik pangkalnya terletak pada pusat koordinat O(0,0) dan titik ujungnya berada pada koordinat lain.  Vektor posisi pada R2 dari titik A(x,y) dinyatakan sebagai kombinasi linear vektor satuan sebagai berikut :
    
Penulisan vektor  dan  menyatakan vektor satuan pada sistem koordinat. Vektor satuan  adalah vektor yang searah dengan sumbu X positif dan besarnya 1 satuan. Vektor satuan  adalah vektor yang searah dengan sumbu Y positif dan besarnya 1 satuan.


5. Modulus atau Besar Vektor atau Panjang vektor

6. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor yang mempunyai panjang (besar) 1 satuan. Vektor satuan dapat ditentukan dengan cara membagi vektor tersebut dengan besar (panjang) vektr semula.
Vektor satuan dari vektor  dirumuskan: .


B.   Operasi Hitung Vektor di R2
1. Operasi Penjumlahan Vektor
Penjumlahan dua vektor dapat dikerjakan dalam dua cara yaitu cara grafis dan analitis.
a.         Cara Grafis

b.   Cara Analitis
1) Apabila kedua vektor diketahui mengapit sudut tertentu , maka dapat digunakan perhitungan dengan memakai rumus aturan cosinus seperti pada trigonometri.
                  

2) Jika vektor disajikan dalam bentuk komponen (dalam bidang kartesius) maka penjumlahan dapat dilakukan dengan menjumlahkan komponennya.
     

2. Pengurangan Vektor
Memperkurangkan vektor  dari vektor  didefinisikan sebagai menjumlahkan vektor negatif 
Apabila vektor disajikan dalam bentuk komponen (dalam bidang kartesius) maka pengurangan dapat dilakukan dengan mengurangkan komponen-komponennya.

3. Perkalian Vektor dengan Skalar
Jika  suatu vektor dan m adalah skalar (bilangan nyata), maka m atau m adalah suatu vektor dengan kemungkinan :
a.    Jika m > 0 maka m    adalah vektor yang besarnya m kali    dan searah dengan  .
b.   Jika m < 0 maka m   adalah vektor yang besarnya m kali  dan arahnya berlawanan  dengan .
c.    Jika m = 0 maka m     adalah nektor nol.







b.   Vektor diberikan dalm bentuk kmponen

Apabila titik-titik dalam vektor dapat dinyatakan sebagai perkalian vektor yang lain, titik-titik itu disebut kolinier (segaris).
4. Perkalian Dua vektor
Operasi perkalian pada vektor dapat dikerjakan melalui  dua cara sebagai berikut :

a.   Sudut antara kedua vektor diketahui
Diberikan vektor  =(a1, a2),  =(b1, b2) dan sudut yang dibentuk oleh vektor  dan  adalah a. Perkalian antara vektor  dan  

Contoh:
Tentukan hasil kali kedua vektor  =  dan  =  serta sudut antara kedua vektor adalah 60°!

Jawab:
Diketahui dua buah vektor sebagai berikut :
 =  ® a1 = 6 dan a2 = 1

|| = =
 = ® b1 = 3 dan b2 = 6

|| = =
. = ïï.ïï. Cos a
= .Cos 60°
= .
=
Jadi, hasil kali kedua vektor adalah .

b.   Sudut antara kedua vektor tidak diketahui
Diberikan vektor  =(a1, a2) dan  =(b1, b2). Hasil kali kedua vektor dirumuskan sebagai berikut :



b1 = 3 dan b2 = -2
   . = a1b1 + a2b2
     = 5.3 + 7(-2)
                                                   = 15 + (-14)
                                                   = 1


Sementara itu, dari dua buah vektor pada sistem koordinat kartesius dapat kita cari besar sudut yang dibentuk oleh kedua vektor




VEKTOR PADA BANGUN RUANG

2.     Vektor pada Ruang (Dimensi 3)
Untuk menentukan kedudukan atau letak titik di dalam ruang (R3) dapat digunakan sistem sumbu koordinat siku-siku X, Y dan Z dengan masing-masing sumbu saling tegak lurus dan berpotongan di sebuah titik O yang disebut pusat sumbu koordinat.

a.  = Xp + Yp + Zp merupakan bentuk kombinasi linear dari , , . Dengan , ,    merupakan vektor satuan dalam koordinat ruang ( = vektor satuan pada sumbu X,  = vektor satuan pada sumbu Y dan  = vektor satuan pada sumbu Z).

b.   =  merupakan bentuk kmponen vektor.


A.   Ruang Lingkup Vektor
1. Vektor Posisi
Vektor posisi titik P adalah vektor  yaitu vektor yang berpangkal di O(0,0,0) dan berujung di titik P(x,y,z). Secara aljabar vektor  dapat ditulis sebagai berikut :
 =  atau  = (x,y,z)


Vektor  = (x,y,z) pada dimensi tiga dapat dinyatakan sebagaikombinasi linear dari vektor satuan , ,  sebagai berikut :
         =  =  x + y + z


Sebuah vektor  dengan koordinat titik pangkal A (x1, y1, z1) dan koordinat titik ujung      B (x2, y2, z2) memiliki vektor posisi sebagai berikut :
        =



2. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor yang mempunyai panjang 1 satuan. Vektor satuan dari vektor  didefinisikan vektor  dibagi dengan besar vektor  sendiri, yang dirumuskan dengan :   


3. Modulus Vektor
Misalnya   =   = a1 + a2 + a3,  panjang vektor  dinotasikan || dengan  


              || = .

Jika diketahui vektor  dengan koordinat titik A (x1, y1, z1) dan B (x2, y2, z2) maka modulus/besar/panjang vektor  dapat dinyatakan sebagai jarak antara titik A dan B yaitu :

        ïï =




6. Vektor Nol
Vektor nol adalah vektor yang besar / panjangnya nol satuan dan arahnya tak tentu (berupa titi).
Vektor nol pada dimensi 3 dilambangkan dengan  = (0,0,0) atau  = .


B.     Operasi Hitung Vektor di R3
1. Penjumlahan Vektor dalam Ruang
a. Jika dua vektor  =  dan vektor  =  adalah vektor-vektor tidak nol di R3 maka 


operasi penjumlahannya didefinisikan sebagai berikut :

       +  =  +  =          



b. Jika vektor  = a1 + a2 + a3 dan vektor  = b1 + b2 + b3 maka operasi

 penjumlahannya didefinisikan sebagai berikut :

             +  = (a1 + b1) + (a2 + b2) + (a3 + b3)

Contoh:
Hitunglah jumlah dari dua buah vektor berikut !
a.  =  dan  =



b.  = 2 +  - 4 dan  = 3 + 5 +

Jawab:
a.  +  =  +  =



b.  +  = (2 + 3) + (1 + 5) + (-4 + 1)  = 5 + 6 - 3


2. Selisih Dua Vektor pada R3
a. Jika dua vektor  =  dan vektor  =  maka operasi pengurangan kedua vektor   


didefinisikan sebagai berikut :
       -  =  -  =          



b. Jika vektor  = a1 + a2 + a3 dan vektor  = b1 + b2 + b3 maka operasi pengurangan kedua vektor  didefinisikan sebagai berikut :
             -  = (a1 - b1) + (a2 - b2) + (a3 - b3)

Contoh:
Hitunglah  -  jika :
a.  =  dan  =



b.  = 8 + 6 + 9 dan  = 3 + 5 + 2

Jawab:
a.  -  =  -  =



b.  -  = (8 - 3) + (6 - 5) + (9 - 2)  = 5 +  + 7


3. Perkalian Skalar dengan Vektor
a. Hasil kali vektor  =  dengan suatu skalar c didefinisikan sebagai berikut :
              

   

b. Hasil kali vektor  = a1 + a2 + a3 dengan skalar c didefinisikan sebagai berikut:
                 


c.  = c.a1 + c.a2 + c.a3

Contoh:
1. Diberikan vektor  = , maka 3.  =


2. Diberikan vektor  = 2 +  - 3, maka 4.  = 4.2 + 4. - 4.3 = 8 + 4 -12


4. Perkalian Skalar Dari Dua Vektor / Perkalian Titik (Dot Product)
Perkalian skalar dari dua vektor  dan   didefinisikan dengan rumus :  


. = ï
ï.ïï. Cos a
 
 
        



Apabila a = 0° maka . = ïï.ïï
Apabila a = 90° maka . = 0
Apabila a = 180° maka . = -ïï.ïï

Apabila vektor dinyatakan dalam bentuk komponen :
         =  dan  =


Diperoleh : 


. = a1b1 + a2b2 + a3b3
 
 
       

Contoh:
1. Hitunglah perkalian skalar antara  = 2 + 3 + 5 dan  = 2 +  + 3
Jawab:
. = a1b1 + a2b2 + a3b3
                    = 2.2 + 3.1 + 5.3 = 4 + 3 + 15 = 22
2. Jika  =  dan  = , hitunglah . !
    Jawab:
    .  = 1 . 2 + 3 . 1 + 5 . 6
                = 2 + 3 + 30 = 35

3. Hitunglah . jika diketahui ïï = 3, ïï = 4 dan sudut antara dan  adalah    60° !
    Jawab:
    . = ïï.ïï. Cos 60°
             = 3 . 4 .  = 6

5. Sudut Antara Dua Vektor
Dari definisi :    . = ïï.ïï. Cos a
. = a1b1 + a2b2 + a3b3
Diperoleh :




                Cos a =
 
 






Contoh:
Hitunglah besar sudut di antara  =  + 2 + 2 dan  = 2 + 3 - 6 !

Jawab:
Cos a    =
             =
             =
Dari daftar diperoleh a = 180° - 79° = 101°


6. Perkalian Vektor Dari Dua Vektor / Perkalian Silang ( Cross Product)
Apabila vektor  disajikan dalam bentuk  = a1 + a2 + a3 dan  = b1 + b2 + b3 maka:




                         x  =
 
 






Persamaan di atas dapat diselesaikan dengan aturan Sarrus atau Cramer


Contoh:
Diketahui vektor  = 2 + 3 + 2 dan vektor  = 3 + 2 - 3.
Tentukan  x  !



Jawab:
 x          =
                    = i - j + k
                    = (-9 – 4)i – (-6 – 6)j + (4 – 9)k
                    = -13i + 12j – 5k



Ø      N-Vektor
Vektor di dalam n-Ruang Definisi : Jika n adalah sebuah integer positif, sebuah n- grup topel adalah sekuens dari n bilangan real (a1.a2.....an). Set dari semua grup yang terdiri dari n- grup topel dinamakan n-ruangdan dituliskan sebagai Rn.
Jika n = 2 atau 3, sudah menjadi kebiasaan untuk menggunakan istilah grup pasangan dan grup dari tiga secara respektif, daripada 2-grup topel atau 3- grup topel. Keitka n = 1, setiap n – grup topel terdiri dari satu bilangan real, sehingga R1 bisa dilihat sebagai set dari bilangan real. Kita akan menuliskan R daripada R1 pada set ini.
Mungkin kita telah mmepelajari dalam bahan 3-ruang symbol dari (a1, a2, a3) mempunyai dua interpretasi geometris yang berbeda : ini bisa diinterpretasikan sebagai titik, yang dalam kasus ini a2, a2, a3 merupakan koordinat, atau ini bisa diinterpretasikan sebagai vector, dimana a1, a2, a3 merupakan komponen vector. Selanjutnya kita bisa melihat bahwa n – grup topel (a1, a2, ...., an) bisa dilihat sebagai antara sebuah “poin umum” atau “vector umum”- perbedaan antara keduanya tidak penting secara matematis. Dan juga kita bisa menjelaskan 5- topel (-2, 4, 0 ,1 ,6) antara poin dalam R5 atau vector pada R5.
u1 = v1 u2 = v2 un = vn

Penjumlahan u + v didefinisikan oleh

u + v = (u1 + v1, u2 + v2, ...., un + vn)
Dan jika k adalah konstanta scalar, maka perkalian scalar ku didefinisikan oleh

ku = (k u1, k u2,...,k un)
Operasi dari pertambahan dan perkalian scalar dalam definisi ini disebut operasi standar untuk Rn Vektor nol dalam Rn didenotasikan oleh 0 dan difenisikan ke vektor

0 = (0, 0,...., 0)
Jika u = (u1, u2, ...., un) dalam setiap vector dalam Rn, maka negative (atau invers aditif) dari u dituliskan oleh –u dan dijelaskan oleh

-u = (-u1, -u2, ...., -un)
Perbedaan dari vector dalam Rn dijelaskan oleh

v – u = v + (-u)
atau, dalam istilah komponen,

v – u = (v1-u1, v2-u2, ...., vn-un)
Sifat-sifat dari vektor dalam R^n
jika \mathbf{u} = u_{1}, u_{2},..., u_{n}, \mathbf{v} = v_{1}, v_{2},..., v_{n}, dan \mathbf{w} = w_{1}, w_{2},..., w_{n}adalah vektor dalam R^nsedangkan k dan m adalah skalar, maka :
(a) u + v = v + u
(b) u + 0 = 0 + u = u
(c) u + (v + w) = (u + v) + w
(d) u + (-u) = 0 ; berarti, u - u = 0
(e) k (m u) = (k m) u
(f) k (u + v) = k u + k v
(g) (k + m) u = k u + m u
(h) 1u = u

Perkalian dot product \mathbf{u}\cdot\mathbf{v}didefinisikan sebagai

\mathbf{u}\cdot\mathbf{v} = u_{1}v_{1} + u_{2}v_{2} + \cdots + u_{n}v_{n}